Download Dokumen Word
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
1.1 PENDAHULUAN
Proklamasidi
tunjukkan kepada dunia luar bahwa kemerdekaan adalah segala hak
segala bangsa yang tidak bisa digangu gugat oleh siapapun.Konsekuensinya
dengan proklamasitersebut, Bangsa Indonesia siap menghadapi segala kemungkinan
nanti yang akanmuncul dan mengancam keberadaan Bangsa Indonesia sebagai Negara
yang Merdeka.Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam
mencapaikemerdekaan. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk
menyatakan kepadarakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil
nasib ke dalam tangannyasendiri untuk menggengam seluruh hak
kemerdekaan.Momentum yang paling bersejarah bagi suatu bangsa adalah
keberhasilannyamelepaskan diri dari keterkaitan dan penguasaan bangsa lain. Hal
ini diwujudkan dengan bentuk mengumandangkan pernyataan kemerdekaan yang
disebar luaskan keseluruhdunia.Melalui perjalanan yang panjang, Bangsa
Indonesia mampu mempersiapkan diriuntuk mengatur bangsanya sendiri melalui
kemerdekaan. Dengan proklamasi berartiBangsa Indonesia berhasil melepaskan diri
dari belenggu penjajahan bangsa asing,sekaligus berhasil membuat pemerintahan
sendiri.
Sejak mendengar
berita proklamasi, masyarakat Indonesia menyambutnyadengan rasa gembira.Rakyat
meneriakkan pekik kemerdekaan “Merdeka atau Mati” dan“Sekali Merdeka Tetap
Merdeka”. Kegembiraan rakyat ini terjadi tidak hanya di Jakarta,tetapi sampai
juga di luar Jawa bahkan akhirnya rakyat seluruh Indonesia
mengetahuinya.Kemerdekaan yang di peroleh bangsa Indonesia bukan karena
pemberian bangsa lain, akan tetapi merupakan hasil jerih payah sendiri,
berkat kegigihan dankeuletan dalam menghadapi segala bentuk pemerasan dari
penjajah.
Rumusan masalah
Bagaimana peristiwa
rengasdengklok terjadi ?
Bagaimana proses
perumusan naskah proklamasi?
3. Bagaimana
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia ?
4. Bagaimanacara
penyebaran berita
proklamasi?
D. Penyebaran
Berita Proklamasi
Berita tersebut
menyebar melalui media massa surat kabar maupun radio. Walaupun masih dikuasai
oleh tentara Jepang, ternyata radio merupakan sarana penting di dalam
menyebarluaskan berita proklamasi. Tokoh pergerakan bangsa Indonesia yang
bekerja pada stasiun radio antara lain Maladi dan Yusuf Ronodipura.
Semua stasiun radio dan stasiun kereta api di pulau Jawa merupakan sarana untuk
meneruskan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia agar sampai kepada
masyarakat Indonesia. Kantor berita Jepang Domei dapat dikacaukan, bahkan
berita kemerdekaan Indonesia dapat tersebar hingga keluar negeri melalui
jaringan Jepang sendiri.
Surat kabar yang
pertama kali menyiarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah
Tjahaja yang terbit di Bandung dan Soeara Asia yang terbit di Surabaya.
Penyambutan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh seluruh rakyat
dibuktikan dengan pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambilalihan pucuk
pimpinan dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Disamping melalui
siaran radio Koran dan selebaran-selebaran, berita proklamasi secara resmi
dibawa oleh para utusan yang kebetulan menghadiri siding PPKI dan menyaksikan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Utusan tersebut
di antaranya, Teuku Muhammad Hasan (Aceh), Sam Ratulangi (Sulawesi), Ketut
Pudja (Bali), AA Hamidan (Kalimantan).
BAB II
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
A. LATAR BELAKANG
Semenjak
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 maka
secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Indonesia
berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa) dan
waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 10 September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di
Jawa mengumumkan bahwa pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada
pihak Indonesia. Dan pada tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke
Jakarta untuk mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang
pendaratan rombongan Sekutu.
Pada tanggal 29 September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia
yang bertugas melucuti tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan
senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan
tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA)
di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat
Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan.
NICA adalah organisasi yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan
diri ke Australia setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula
didirikan dan berpusat di Australia. Keadaan bertambah buruk karena NICA
mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas oleh Sekutu dari tawanan Jepang.
Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan
diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA dan Sekutu.
Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied
Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson.
Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun
tugas AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Menerima penyerahan dari tangan
Jepang.
2. Membebaskan para tawanan perang dan
interniran Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang
Jepang untuk kemudian dipulangkan.
4. Menegakkan
dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan
sipil.
5. Menghimpun
keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan.
Kedatangan Belanda (NICA) berusaha menegakkan kembali kekuasaannya di
Indonesia.
Kedatangan pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh
pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA(Netherland
Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena
NICA adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk
mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda memberikan sambutan
tembakan selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA
mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.
Melihat kondisi yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan
pengakuan secara de facto atas Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945.
Sejak saat itu, pasukan AFNEI diterima dengan tangan terbuka oleh
pejabat-pejabat RI di daerah-daerah untuk membantu memperlancar tugas-tugas
AFNEI.
Namun dalam kenyataannya di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu
terjadi insiden dan pertempuran dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan
Sekutu tidak bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak
Sekutu yang merasa kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan
keamanan dan ketertiban sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda yang
bertujuan menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan
situasi ini dengan memberi dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan
Perang Belanda, Laksamana Helfrich, memerintahkan pasukannya untuk membantu
pasukan Sekutu.
Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya
konflik dan pertempuran di berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali
menjajah Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan
kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadi pertempuran di berbagai daerah di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk perjuangan mempertahankan
kemedekaan Indonesian dari serangan Sekutu dan NICA?
2. Apa saja yang dihadapi
Bangsa Indonesia dalam menghadapi pemberontakan dari dalam negeri?
TUJUAN MAKALAH
1. Dapat
menjelaskan bentuk perjuangan mempertahan kan kemerdekaan Indoneia dari
serangan Sekutu dan NICA, yaitu:
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
2. Dapat
menjelaskan contoh perjungan kemerdekaan dari pemberontakan dalam negeri,
yaitu:
à Pemberontakan DI/TII
à Pemberontakan PKI di Madiun
à Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
à RMS
à APRA di Bandung maupun di Sulawesi Selatan
à Pemberontakan DI/TII
à Pemberontakan PKI di Madiun
à Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
à RMS
à APRA di Bandung maupun di Sulawesi Selatan
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
I. PERJUANGAN
MENGHADAPI SEKUTU DAN NICA
A. PERJUANGAN SECARA FISIK
1. Peristiwa 10 November di
Surabaya
Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi
lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian
yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang
dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby.
Setelah mendarat di Surabaya, NICA berusaha menjadikan Hotel Yamato
sebagai markas. Mereka mengibarkan bendera Belanda, “merah-putih-biru” di tiang
puncak hotel Yamato. Hal ini sontak membuat para pemuda marah. Secara spontan
mereka menyerbu masuk hotel dan menurunkan bendera itu, kemudian merober bagian
yanf berwarna biru lalu bendera pun dikibarkan lagi menjadi merah putih. Sejak
saat itu bentrokan antara pejuang dan pasukan Sekutu terjadi hampir
di tiap sudut kota Surabaya.
Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung
Bank Internatio di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby.
Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar
rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang
diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal 10
November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan
senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menciptakan pekik persatuan demi revolusi yaitu merdeka atau mati. Di samping itu juga merupakan titik balik bagi Belanda karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan RI mendapat dukungan rakyat.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin
rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran
berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat
Surabaya gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan
internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13
Februari 1946.
2. Bandung Lautan api
Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu
pada bulan Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu
untuk mengosongkan kota Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu
mengeluarkan ultimatum pertama isinya kota Bandung bagian Utara
selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh para pejuang.
Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para pejuang. Selanjutnya tanggal 23
Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali. Isinya hampir sama dengan
ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan
karena mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta
memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di
Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya para
pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung
Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar
kota.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu
(Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang
pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah
pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara
Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan
Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol
Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan
RI. Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota
Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir
Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan RI.
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
4. Medan Area 1 Desember 1945
Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA
mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka
diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan
tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden
terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu
seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana
Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para
pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak
dihuni pasukan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang
papanpapan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota
Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA
mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal
ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing
yang mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi
diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan
Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
5. Peristiwa Merah putih di
Manado
Kabar tentang proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal
Pejuanggal 17 Agustus 1945 sampai ke Manado. Kabar itu membuat para pemuda dan
pejuang di Manado gembira. Di lain pihak, pasukan sekutu yang membara serta
NICA masuk ke Manado dan berusaha untuk membebaskan pasukan KNIL yang menjadi
tawan perang. Tetapi NICA lalu mempersenjatai para mantan pasukan KNIL itu.
Pasukan itu dijuluki “Pasukan Tangsi Putih”.
Setelah sekutu resmi menyerahkan Manado ke tangan kekuasaan NICA pada
bulan Desember 1945, NICA langsung melakukan pembersihan dengan menangkap para
pemimpin pergerakan perjuangan agar kedudukan mereka di Manado aman. Pasukan
KNIL di Manado tidak seluruh loyal pada NKRI, merekan dijuluki “Pasukan Tangsi
Hitam”.
Pasukan Tangsi Hitam bergabung dengan Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) dan
merencanakan untuk mengusir NICA dari Manado. Tetapi, rencana PPI itu tercium
oleh NICA, akhirnya para pemimpin PPI ditangkap serta seluruh peluru
dan amunisi Pasukan Tangsi Hitam disita oleh NICA., pasukan tetap punya senjata
tetapi tanpa peluru dan amunisi.
Tetapi rencan perlawan pada NICA tetap dilaksanakan. Dengan perencanaan
yang matang, serangan ke markas NICA dan Pasukan Tangsi Putih di Teling di
lancarkan. dengan bergerak di malam hari membuat formasi huruf “L”, Pasukan PPI
berhasil masuk ke markas NICA dan berhasil menguasai markas serta membebaskan
para pemimpin PPI yang ditawan NICA. para pejuang merobek bagian biru Belanda
sehingga sang merah putih berkibar di sana. Para pejuang juga berhasil
mengalahkan NICA di Tomohon dan Tondano.
Setelah kebehasilan itu, para pejuang langsung membentuk pemerintahan
sipil dengan B.W. Lapisan sebagai Residennya kabar kemenangan ini segera di
kiri ke Yogjakarta. Kabar ini juga sekaligus menipis propaganda Belanda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan RI hanya berlaku di Jawa saja, dan klaim akan mitos
Verbond Minahasa – Nederland (persahabatan Belanda-Minahasa) yang telah ada
sejak 10 Januari 1969 gugur sudah.
B. PERJUANGAN SECARA DEPLOMATIK
1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh
Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof.
Scermerhorn. Perjanjian tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat
Inggris. Berikut ini beberapa keputusan Perjanjian Linggarjati.
a. Belanda mengakui secara de
facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Republik Indonesia dan Belanda
akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik
Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
c. Republik Indonesia
Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai ketuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan
Perjanjian tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
Meskipun isi Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
2. Perjanjian Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda
maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang terjadi 4 Agustus 1947
serta membentuk komisi tiga Negara (KTN), Negara-negara tersebut
adalah :
a) Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
a) Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Pokok-pokok isi persetujuan sebagai berikut:
a. Belanda tetap berdaulat atas
seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan kepada RIS yang
segera dibentuk.
b. RIS mempunyai pendudukan yang
sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda.
c. RI akan merupakan Negara
bagian dari RIS
d. Sebelum RIS terbentuk, Belanda
dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintahan federal sementara.
e. Pasukan RI yang berada di
daerah kantong harus ditarik ke daerah RI
Kerugian-kerugian yang diderita Indonesia dari perjanjian Renville adalah :
a. Indonesia terpaksa
menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat melalui masa peralihan.
b. Indonesia kehilangan sebagian
daerahnya karena garis Van Mook terpaksa harus diakui sebagai daerah kekuasaan
Belanda
c. Pihak republik harus menarik
seluruh pasukannya yang ada di daerah kekuasaan Belanda dan dari
kantong-kantong gerilya masuk daerah RI.
Akibat buruk bagi pemerintah RI dengan penandatanganan perjanjian ini adalah :
a. Wilayah RI menjadi semakin
sempit dan dikurung oleh daerah-daerah kekuasaan Belanda.
b. Timbulnya reaksi keras dikalangan
pemimpin-pemimpin RI mengakibatkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin yang dianggap
telah menjual Negara kepada Belanda.
c. Perekonomian Indonesia
diblokade secara ketat oleh Belanda.
d. Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militer dari daerah-daerah gerilya, kemudian hijrah ke wilayah RI yang berdekatan.
d. Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militer dari daerah-daerah gerilya, kemudian hijrah ke wilayah RI yang berdekatan.
Kabinet Amir syarifuddin jatuh dan digantikan kabinet Hatta. Amir syarifuddin yang kecewa akhirnya menjadi oposisi kabinet Hatta dan bersama Muso mengobarkan pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948, saat bangsa Indonesia sibuk menghadapi ancaman agresi militer Belanda II.
3. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan
dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan
konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara
badan permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan RI
agar tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB.
Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan persetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statement) yang isinya antara lain :
a. Belanda harus pergi meninggalkan daerah Yogyakarta
b. Presiden dan wakil presiden kembali ke Yogyakarta
c. Panglima mengembalikan mandatnya kepada pemerintah Presiden Soekarno
4. Konferensi Inter Indonesia
Bersamaan dengan di adakannya Konferensi Inter Indonesia , di Jakarta
berlangsung prtemun wakil-wakil republic Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO)
atau Badan Permusyawaratan dengan Belanda dibawah pengamatan UNCI. Pertempuran
tersebut menghasilkan penggentian permusuhan kedua belah pihak . Presiden
Soekarno sendiri pada 3 Agustus 1949 melalui radio mengeluarkan Radio untuk
menghentikan tembak-menembak. AHJ lovink, Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda
sebagai Panglaima Tertinggi Angkatan Perang Belanda Indonesia, di hari yang
sama, memerintahkan kepada pasukan untuk meletakkan senjata. konferensi
Inter-Indonesia sendiri berlangsung di Yogjakartapada tanggal 19-22 Juli 1949,
dipimpin oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.
konferensi empat hari ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
a. Negara Indonesia Serikat
disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdasarkan
demokrasi dan federalism
b. RIS akan dipimpin oleh seorang
presiden dan dibantu oleh mentri-mentri
c. RIS akan menerima kedaulatan
baik dan Republik Indonesia Maupun Kerajaan Belanda
d. Angkatan perang semata-mata hak
pemerintah RIS
e. Negara-negara bagian tidak akan
mempunyai angkatan perang sendiri
Pertemuan ke-dua konferensi Inter-Indonesia diadakan di Jakarta pada 30
Juli 1949, dan menghasilkan beberapa keputusan yaitu:
a. bendera RIS adalah sang
Merah-Putih
b. lagu kebangsaan adalah Indonesia
Raya
c. Bahasa resmi RIS adalah
Bahasa Indonesia
Wakil RI dan BFO ber hak memilih Presiden RIS. Negara bagian yang
berjumlah 16 berhak mengisi keanggotaan di Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS). Kedua Majelis ini juga setuju untuk membentuk panitin
persiapan nasional, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan
pelaksanaan KMB. Selain itu, dibicarakan soal posisi TNI yang menjadi inti dari
pembentukan Angkatan Parang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang
anggota-anggotanya terdiri atas bekas koninklijk Nederlands Leger (KNIL) dan
anggotanya Koninklyeke Leger (KL) akan kembali ke Belanda. Saat itu, terjadi
pembrontakan di berbagai daerah, seperti pemberontakan KNIL di Bandung,
APRA-nya Westerling, Pembeontakan Andi Aziz di Makassar, dan Pemerontakan RMS.
5. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan
Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan
Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi
Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan
sikap sesama bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB.
Konferensi Inter-Indonesia diadakan pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 di
Yogyakarta dan tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan
difokuskan pada pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang
cukup penting adalah akan dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik
dan ekonomi.
Pada bidang pertahanan diputuskan:
Pada bidang pertahanan diputuskan:
a. Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional,
b. TNI menjadi inti APRIS, dan
c. negara bagian tidak memiliki
angkatan perang sendiri.
KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian
sengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi
Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi
yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs.
Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari
Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van
Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Dalam KMB terdapat beberapa permasalahan yang sulit dipecahkan yaitu masalah Uni Indonesia- Belanda, masalah hutang, permasalahan Irian Barat, dan delegasi Indonesia menghendaki istilah pengakuan kedaulatan.
Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya KMB
menghasilkan beberapa keputusan berikut:
a. Belanda mengakui RIS sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan
dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan
diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda
akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan
ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada
RIS.
f. Tentara Kerajaan
Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda
(KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan
akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan
kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan di Indonesia. Di negeri Belanda,
Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr.
A.M.J. A. Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan. Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi
Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
II. PERJUANGAN DALAM
MEMPERTAHANKAN KONFLIK DALAM NEGERI
1. Pemberontakan DI/TII
diberbagai daerah.
Pada dasarnya walaupun namanya sama, antara gerakan DI/TII di satu daerah tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan gerakan DI/TII yang meletus di daerah lainnya, karena masing-masing mempunyai latar belakang dan pemimpin yang berbeda.
a) Gerakan DI/TII di Jawa
Barat yang dipimpin oleh SM. Kartosuwiryo mempunyai akar persoalan militer
dan politik yaitu perjanjian Renville antara RI dengan Belanda serta keinginan
mendirikan negara yang berdasarkan Islam. Pemberontakan yang berlangsung sejak
1949 baru dapat dipadamkan tahun 1962 lewat operasi Baratayuda dengan siasat
Pagar Betis.
b) Gerakan DI/TII di Jawa
Tengah baik yang meletus di daerah Tegal-Brebes-Pekalongan yang dipimpin
oleh Amir Fatah, maupun yang meletus di Kebumen yang dipimpin oleh Kyai Mahfudz
Abdur Rahman atau Kyai Somo Langu yang mendapat dukungan dari anggota batalyon
426 di Kudus dan Magelang. Menghadapi aksi DI/TII di Jawa Tengah, pemerintah
membentuk operasi pusat yang disebut Gerakan Banteng Negara yang diantaranya
adalah operasi Merdeka Timur yang menghancurkan Gerakan DI/TII di wilayah Jawa
Tengah bagian selatan-Tengah.
c) Gerakan DI/TII di Kalimantan
Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Penyebabnya adalah menyangkut
rasionalisasi/demobilisasi tentara oleh Pemerintah di seluruh Indonesia.
Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah seorang mantan
letnan dua TNI yang kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai
bagian DI/TII Kartosuwiryo. Dengan pasukan yang dinamakan Kesatuan Rakyat yang
tertindas, Ibnu Hajar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan
dan melakukan tindakan pengacauan pada bulan Oktober 1950, pemerintah masih
memberikan kesempatan kepada Ibnu Hajar untuk menghentikan petualangan secara
baik-baik. Ia dan kesatuannya pernah menyerahkan diri tetapi setelah menerima
perlengkapan, Ibnu Hajar melarikan diri dan melanjutkan pemberontakannya.
Perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali sehingga pemerintah memutuskan
untuk mengadakan operasi. Gerakan perlawanan baru berakhir pada bulan Juli
1963. Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerah. Pada tanggal 22 Maret 1965
pengadilan militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar.
d) Gerakan DI/TII di Aceh, gerakan
ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh, mantan Gubernur militer DI Aceh dan
Ketua PUSA. Issu sentral yang menjadi penyebabnya adalah masalah otonomi daerah
dan perimbangan pusat dengan daerah. Sedangkan pemicunya adalah diturunkannya
status Aceh dari Daerah Istimewa (setingkat propinsi) menjadi Karisidenan di
bawah propinsi Sumatera Utara. Pemberontakan yang berlangsung sejak th. 1953
dapat diakhiri th. 1962 melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang salah
satunya adalah pemberian amnesti pada Daud Beureuh.
2. Penumpasan pemberontakan PKI
Madiun
Perjanjian Renville yang isinya sangat merugikan pihak Indonesia, telah menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Setelah berhenti dari kabinet Hatta, ia beralih haluan dengan bergabung pada FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang berhaluan sosialis dan menempatkan diri sebagai oposisi kabinet Hatta.
Kelompok FDR ini dalam upaya merebut kekuasaan, melakukan berbagai cara seperti penculikan dan pembunuhan terhadap lawan politik. Langkah kelompok ini semakin merajalela setelah datangnya Muso dari Sovyet, yaitu dengan terjadinya peristiwa tanggal 18 September 1948 FDR/PKI memproklamasikan berdirinya "Sovyet Republik Indonesia" di Madiun.
Pecahnya pemberontakan ini ditindaklanjuti pemerintah dengan mengangkat
Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur militer daerah Surakarta, Pati dan
Madiun, serta Kolonel Sungkono sebagai Panglima Divisi Jawa Timur untuk
melaksanakan operasi militer. Dengan dukungan oleh rakyat, tanggal 30 September
1948 pemberontakan PKI Madiun bisa dipatahkan, Muso mati tertembak sedangkan
Amir Syarifudin dihukum mati.
3. Pemberontakan Andi Azis di
Sulawesi Selatan (Makassar)
Kapten Andy Azis adalah bekas perwira KNIL yang telah diterima dalam
APRIS dan bertugas di Sulawesi Selatan. Pemberontakan Andy Azis terkait dengan
rencana pemerintah RIS mendatangkan 1 Bataliyon APRIS ke Sulawesi Selatan yang
saat itu tidak aman karena sering dilanda demonstrasi baik oleh yang pro maupun
yang anti negara federal. Rencana itu ditentang oleh Andy Azis yang bermuara
pada pemberontakan Andy Azis bulan April 1950.
4. RMS (Rep. Maluku Selatan)
sejak bulan April 1950 yang dipelopori oleh Mr. DR. Ch. R.S. Soumokil
(mantan jaksa agung NIT). Menghadapi gerakan RMS yang merupakan gerakan
separatis, pemerintah berusaha menyelesaikannya secara damai dengan mengirim
misi Dr. Leimena. Karena gagal maka pemerintah menghadapinya dengan kekerasan
senjata melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kol. Alex
Kawilarang.
5. APRA di Bandung maupun
Sulawesi Selatan
yang dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling pada bulan Januari 1950.
Penyebabnya adalah karena tuntutan Westerling agar APRA (eks KNIL) yang di Jawa
Barat dijadikan tentara Negara Jawa Barat serta penolakan pembubaran Negara
Jawa Barat, ditolak oleh Pemerintah RIS.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.3 Kesimpulan
1. Kemerdekaan
Indonesia merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia yang sangat mahal
harganya. Karena didapatkan melalui perjuangan yang sangat berat.
2. Semangat
perjuangan bangsa Indonesia harus diteruskan demi tercapainya Indonesia yang
maju, aman dan sejahterah
Saran
1. Pembaca
lebih teliti dalam membaca kronologi proklamasi kemerdekaan
2. Perjuangan
Indonesia harus terus dilanjutkan khususnya bagi pelajar dibidang
pendidikan agar tidak ketinggalan dengan bangsa lain.
0 komentar:
Posting Komentar