DOWNLOAD DOCUMENT WORD
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji
hanya bagi Alloh Tuhan Seraya Alam, yang telah memberi kemudahan bagi penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Makalah ini berjudul
proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berisi tentang awal mula kemerdekaan
terjadi hingga peristiwa penting didalamnya.
Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kata sempurna, karena hanya Allah yang maha sempurna, meski penulis
telah mengeluarkan seluruh kemampuan.
Penulis mengharapkan saran
juga kritik dari pembaca agar lebih baik dimasa datang.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada
seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,
menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari
belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan
sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan
sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak mempersoalkan
jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang
mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para
perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti
perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu
perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2.
Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang
perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN DAN TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN INDONESIA
A.
Persiapan Menjelang Proklamasi
1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a.
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok
adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari
sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan
muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan
Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda
Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang
tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan
Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka
mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera
memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak
segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara
manapun.
Pada hari yang sama Sokarno
dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala
Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin
oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena
proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18
Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat
itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga
terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda
memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke
Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh
golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada
kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan
Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini
tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang
berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno
bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah
kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu,
Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada
kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada
di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana yang
mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya
proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan
pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput
Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat.
Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana
Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional,
Depdiknas)
b.
Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan
naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal
Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka
ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi,
dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah
Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan
oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu,
Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura
bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan
Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa
konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang
mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama
menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan
pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan
pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan
Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui
oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya dengan
perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks
proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan
Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi
bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan
bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari
Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c.
Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang
fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi,
para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana
Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri
dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
(sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari
itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong –
bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang
telah mengetahui kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya
dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor,
Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno)
Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada,
tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan
Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah
Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan
upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak
buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan
yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia
menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara
mereka adalah :
v dr. Buntaran
Martoatmodjo
v Mr.
Latuharhary
v Anwar
Tjokroaminoto
v Otto
Iskandardinata
v Sam
Ratulangi
v Mr. Sartono
v Pandu
Kartawiguna
v dr. Muwardi
v Mr. A. A
Maramis
v Abikusno
Tjokrosuyoso
v Harsono
Tjokroaminoto
v Ki Hajar
Dewantara
v K.H Mas
Mansyur
v Sayuti Melik
v M. Tabrani
v A.K
Pringgodigdo, dll
d.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945,
tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah
dikumandangkan. Pada hari itu pula berita
proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke
seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari
Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia
menerima teks dari seorang wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera
memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut –
turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan
radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B
Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam
sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk
meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945,
Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dilarang masuk. Para
pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti
Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari Kantor
Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke
Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari
sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan
suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di
Jawa memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan
demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan
bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2.
Peranan BPUPKI dan PPKI dalam
Kemerdekaan Indonesia
a.
Pembentukan
BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin
terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan
pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin
terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan tentara Jepang selalu
menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944
Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.
Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mau
membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam
Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan
dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan
Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan
mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintaan Indonesia
merdeka. Badan ini beranggota 60 orang
tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas
sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk
sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari
pihak Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945,
BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar
militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang
menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio
Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan
dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila.
Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof.
Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia
merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang
diajukan itu, adalah;
a.
Kebangsaan
Indonesia.
b. Internasionalisme
atau peri kemanusiaan.
c.
Mufakat
atau demokrasi.
d. Kesejagteraan
sosial.
e.
Ketuhanan
Yang Maha Esa.
b.
Pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda
persidangan hingga bulan juli 1945. namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan
orang anggota, yaitu:
a.
Soekarno
b.
Mr.Muh.
Yamin
c.
Mr.A.A.
Maramis
d.
Wachid
Hasyim
e.
Abikusno
Tjokrosujoso
|
f.
Moh.
Hatta
g.
Mr.
Ahmad Soebardjo
h.
Abduljahar
Muzakar
i.
H. Agus
Salim
|
Membentuk panitia
sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini
menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai
Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam
Jakarta, adalah:
1.
Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat
Islam bagi para pemeluknya.
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persauan
Indonesia.
4.
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratandan perwakilan.
5.
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian
ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya
perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan
syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD
1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal
7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat
(Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara
Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu dipanggil untuk
membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan dilakukan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu
adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan
tersebut tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi
Kemerdekaan Indonesia.
c.
Pengesahan
UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan
Penyelidik pada tanggal 16 juli 1945. Sedangkan UUD 1945 disahkan oleh PPKI
sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI juga memilih presiden
dan wakil presiden Republic Indonesia. Akhirnya
dipilih dan ditetapkan dalam sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta
sebagai wakil presiden.
Sidang pertama PPKI ini
menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945 yang membahas
masalah rancangan Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya pada tanggal
19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai menunjuk Mr. Ahmad
Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk panitia
kecil. Panitia kecil itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departemen. Kemudian rapat menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin
oleh seorang Gubernur, yaitu:
1. Sumatera
: Teuku Mohammad Hasan
2. Jawa
Barat : Sutardjo
Kartohadikusumo
3. Jawa
Tengah : R. Panji Suroso
4. Jawa
Timur : R.M.
Suryo
5. Sunda
Kecil : Mr.I Gusti Ketut Puja
(Nusa Tenggara)
6. Maluku
: Mr. J. Latuharhary
7. Sulawesi
: Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8. Kalimantan
: Ir. Pangeran
Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan
pertemuan untuk memilih orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite ini
bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam sidang tanggal 19
Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai ketua Panitia Kecil menyampaikan laporannya. Panitia
tersebut mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun
para menteri yang ditunjuk itu adalah:
1. Menteri
Dalam
Negeri
: R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar
Negeri
: Mr. Ahmad Soebardjo
3. Menteri
Keuangan
: Mr.A.A. Maranis
4. Menteri
Kehakiman
: Prof.Mr.Dr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran
: Ir. Surahman T. Adisurjo
6. Menteri
Keamanan Rakyat :
Supriyadi
7. Menteri
Kesehatan
: Dr. Buntaran Martoatmodjo
8. Menteri
Pengajaran
: Ki Hajar Dewantara
9. Menteri
Penerapan
: Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri
Sosial
: Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Menteri Pekerjaan
Umum :
Abikusno Cokrosujoso
12. Menteri Penghbungan
(a.i) :
Abikusno Cokrosujoso
13. Menteri Menteri Negara
: Wachid Hasyim
14. Menteri
Negara
: Dr.M. Amir
15. Menteri
Negara
: Mr.R.M Sartono
16. Menteri
Negara
: R.Otto Iskandardinata
Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin
oleh Wakil Presiden Republik Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
1. KNI
(Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari
tingkat pusat hingga daerah.
2. PNI
(Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara Republik
Indonesia namun dibatalkan
3. BKR
(Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing –
masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945
pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang ditandatangani oleh wakil
presiden. Isinya adalah :
- Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik
karena partai – partai tersebut dapat membuka jalan bagi segala aliran
atau paham yang ada dalam masyarakat.
- Pemerintah berharap supaya partai – partai politik
itu telah tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan
Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat
Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
- Masyumi
- PNI (Partai Nasional Indonesia)
- PBI (Partai Buruh Indonesia)
- PKI (Partai Komunis Indonesia)
- Partai Katolik
- Partai Kristen
- Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945,
Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan pembentukan tiga badan baru,
yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan
Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan demikian, Badan
Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk
sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki usaha – usaha
persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang kemerdekaan Indonesia, dibentuk PPKI
atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini bertugas untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum
terbenuknya MPR dan DPR.
3. Garis Waktu Peristiwa Menjelang Proklamasi
Perjuangan bangsa Indonesia
untuk mencapai proklamasi kemerdekaan telah dilakukan oleh seluruh bangsa
Indonesia. Perjuangan dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum terpelajar
dari golongan pemuda dan golongan tua. Mereka berjuang bahu membahu, tanpa
mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan bangsa Indonesia
dimulai sejak pertama kali bangsa Portugis menginjakkan kakinya di bumi
Nusantara, namun hal yang paling penting dalam perjuangan itu adalah detik –
detik sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada saat itu, bangsa Indonesia telah
mengalami peristiwa bersejarah yang telah mengubah kehidupan bangsa Indonesia
untuk menentukan nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa bersejarah itu dapat
dilukiskan dalam garis waktu atau uraian peristiwa dalam tabel, sebagai berikut
:
Tanggal
|
Peristiwa
|
Juli 1944
|
Jepang jatuh ke tangan
pasukan Amerika Serikat di Pulau Saipan
|
9 September 1944
|
Perdana Menteri Koiso menjanjikan
kemerdekaan kepada rakyat Indonesia
|
1 Maret 1945
|
Jenderal Kurnakici Herada
mengumumkan dibentuknya Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau badan Penyelidik Usaha
– usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
|
29 Mei 1945
|
BPUPKI diresmikan
|
29 Mei – 1 Juni 1945
|
Sidang BPUPKI membicarakan
dasar fisafat negara Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
|
29 Mei 1945
|
Mr. Muh Yamin mengajukan
lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka
|
31 Mei 1945
|
Prof. Dr. Supomo mengajukan
lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka
|
1 Juni 1945
|
Soekarno mengajukan lima
rancangan dasar negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
|
22 Juni 1945
|
§ Pembentuk
PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno, Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad
Soebardjo, Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso
§ Panitia
Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
§ Piagam
Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah UUD 1945, setelah perubahan pada
sila pertama
|
7 Agusuts 1945
|
Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan PPKI atau Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
|
9 Agustus 1945
|
§ Seokarno,
Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam
Selatan) atas undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi
§ PPKI
dibentuk terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Wakil
Ketua Drs. Moh Hatta Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
|
14 Agustus 1945
|
§ Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu
|
15 Agustus 1945
|
§ Para
pemuda Indonesia mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC di
Bandung
§ Soekarno
Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon Vietnam Selatan
§ Golongan
pemuda mendesak kepada golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan.
Tetapi ditolak oleh Soekarno
|
16 Agustus 1945
|
§ Golongan
pemuda mengamankan Soekarno dan Hattta ke Rengasdengklok
§ Soekarno
dan Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan bahwa prokmalasi akan
dilaksananak segera di Jakarta.
§ Ahmad
Soebardjo menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
§ Rombongan
Soekarno menuju rumah Laksamana Laut Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1
untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
|
17 Agustus 1945
|
§ Pembacaan
teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsan
Timur No 56 Jakarta Pada pukul 10.00 wib
§ Berita
proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan sekitarnya, melalui pemancar
siaran radio Domei, Pamflet, dan lain – lain
|
18 Agustus 1945
|
§ UUD 1945
Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang – Undang Dasar Negera Republik Indonesia
§ PPKI
memilih presiden dan wakil presiden, Soekanro sebagai preside dan Moh. Hatta
sebagai wakil presiden.
|
19 Agustus 1945
|
§ Membentuk
panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo,
dan Mr. Kasman dan menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departeman
§ Pemilihan
60 orang anggota KNIP (Komite Nasinal Indonesia Pusat). Komite ini bertugas
membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) terbentuk
§ Mr. Ahmad
Soebardjo mengusulkan pembentukan 13 Menteri
|
20 Agustus 1945
|
§ Jepang
menyegel pemancar radio Domei
§ Para
pemuda memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
§ Hampir
seluruh surat kabar di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik
Indonesia
|
22 Agustus 1945
|
§ Rapat PPKI
dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
|
23 Agustus 1945
|
§ Pidato
Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai
Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
|
25 Agustus 1945
|
§ Pemerintah
mengumumkan terbentuknya KNIP yang diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan
beranggotakan sebanyak 236 orang
|
29 Agustus 1945
|
§ Pelantikan
anggota KNIP
|
16 Oktober 1945
|
§ Wakil
presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
|
3 Nopember 1945
|
§ Pemerintah
mengeluarkan maklumat politik yang ditanda tangani oleh wakil presiden
|
25-26 Nopember 1945
|
§ Sultan
Syahrir mengesahkan pekerjaan yang telah 1945 dilakukan oleh badan pekerja
|
B.
Tokoh – Tokoh Penting Sekitar
Proklamasi
1. Soekarno
Soekarno adalah Presiden
Pertama Republik Indonesia, ia berjuang tanpa mengenal lelah dan tanpa
mengharapkan balas jasa dari siapapun. Soekarno
yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, sangat berperan dalam detik –
detik proklamasi kemerdekaan. Ia didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat
pada pukul 10.00 wib, di Jalan Peganggsaan Timur No. 56 Jakarta.
Soekarno yang mewajili
golongan tua dan mendapat simpati dari seluruh golongan, berusaha sekuat tenaga
bersama – sama dengan tokoh bangsa lainnya untuk mewujudkan proklamasi
kemerdekaan. Dia beranggapan bahwa kemerdekaan itu harus dilaksanakan melalui
revolusi secara terorganisasi. Pihaknya menginginkan pembicaraan pelaksanaan
proklamasi Indonesia jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah
disepakati bersama pimpinan bala tentara Jepang di Dalat, Vietnam Selatan.
Soekarno teap pada pendirinya,
untuk tidak menyetujui usulan golongan pemuda. Golongan pemuda pun mengamankan
Soekarno dengan membanya ke Rengasdengklok. Golongan pemuda membawa Seokarno ke
luar kota Jakarta, untuk menjauhkanya dari pengaruh Jepang. Namun keteguhannya
akhirnya luluh setelah berbicara dengan Shodanco Singgih. Soekarno mengatakan
akan secepatnya mengumandakngkan proklamasi kemerdekaan setelah tiba di
Jakarta. Shodanco Singgih tanpa ragu langsung menuju Jakarta untuk mengabarkan
berita penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun akhirnya kembali ke
Jakarta dan langsung menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Di rumah
Laksamana Tadashi Maeda para tokoh bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno
mulai menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis dalam
secarik kertas dan dibantu oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo menyumbang
saran secara lisan. Dari hasil pembicaraan mereka bertiga, akhirnya teks
proklamasi itu pun berhasil disusun dan disetujui oleh hadirin yang
menyaksikan.
Kemudian Soekarno meminta
kepada Sayuti Melik untuk mengetik teks itu. Setelah teks proklamasi selesai
diketik, Soekarno dan Hatta Mengusulkan agar teks itu ditanda tangani oleh para
hadirin yang hadir. Sukarni dari golongan pemuda mengusulkan agar teks
proklamasi itu ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Keputusan itupun akhirnya disepakati dan teks ditanda tangani oleh Soekarno dan
Hatta.
2. Mohammad Hatta
Moh. Hatta adalah wakil
presiden pertama Republik Indonesia. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang
disiplin, tegas, taat beragama dan sederhana. Tidak seperti Seokarno, Hatta
mempunyai pendapat lain tentang kemerdekaan Indonesia. Hatta berpendapat bahwa
kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil
perjuangan Bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena Jepang
sudah kalah dan yang perlu dihadapi adalah Sekutu yang berusaha mengembalikan
kekuatna Belanda ke Indonesia. Tetapi Hatta tidak berhasil membujuk Soekarno
untuk meluluskan permintaan golongan pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh para golongan
pemuda ke Rengasdengklok.
Pada tanggal 17 Agustus 1945,
M Hatta mendampingi Soekarno memproklamirkan Indonesia Merdeka, maka M Hatta
dan Soekarno disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu M Hatta dijuluki juga
sebagai bapak Koperasi karena pemikirannya tentang prekonomian rakyat yaitu
koperasi.
3. Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo adalah seorang
yang berpran dalam mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia lahir di Karawang (Jawa
Barat) tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia menyelesaikan kulianya di
Universitas Leiden, jurusan hukum, sebagai pengacara, ia juga bekerja di
angkatan laut Jepang.
Pada saat Soekarno dan Hatta
diculik oleh para pemuda. Ahmad Soebardjo yang berada di Jakarta berhasil
menyakinkan Wikana dari golongan pemuda, bahwa proklamasi kemerdekaan akan
segera dilaksanakan di Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf Kunto
dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi mejemput Soekarno
dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo memberi jaminan dengan
taruhan nyawa, bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17
Agustus 1945 selambat – lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu
maka Kompi PETA setempat, yakni Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh.
Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh.
Hatta mendampingi Soekarno yang sedang menyusun teks proklamasi. Beliau pun turut menyumbangkan saran secara lisan dalam
penyusunan teks proklamasi itu.
4. Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah
istrid ari Soekarno ia berasal dari Bengkulu Ayahnya bernama Hassan Din dan
Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu masih berusia empat tahun, Fatmawati pernah
diramal akn mendapatkan jodoh orang berkedududukan tinggi, namun hal itu tidak
dipercaya kedua orang tuanya. Pada saat Fatmawati berumur 13 tahun, ayahnya
meminta dia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di sana ia bersama
Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih Istri Soekarno Pertama, bersama –
sama menuntut Ilmu di sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno
meminangnya. Asalannya karena Soekarno bleum mendapatkan keturunan dari 18
tahun perkawinannya dengan Inggit Garnasih. Fatmawati bersedia menerima
pinganannya itu. Akhirnya pda tahun 1943 Fatmawati dan Soekarno menikah, usia
Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang Proklamasi
kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh. Hatta
diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati dan Guntur menyertainya. Guntur adalah
anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur masih bayi, bendera yang
dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan Pegangasaan Timur Nomor 56
dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu sekarang dijadikan bendera pusaka.
USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
(PASCA TAHUN 1945)
Sebelum
memperoleh kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih dahulu memproklamasikan
kemerdekaannya yang dikenal dengan “Proklamasi Kemerdekaan”. Proses ini berawal
dari terdengarnya berita kekalahan Jepang dari pihak sekutu, seketika juga
kelompok pemuda mendesak Sukarno-Hata untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Akan tetapi dengan alasan menunggu janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno-Hata tidak dengan segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang mendorong para pemuda
melakukan aksi penculikan terhadap Sukarno-Hata ke Rengasdengklok yang akhirnya
dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok”. Proses perumusan teks
prokalamasi kemerdekaan bertempat di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda dengan
tujuan keamanan dan tidak terganggu oleh pihak Jepang.
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu
perlucutan senjata Jepang, menghadapi tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan
politik untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kedatangan pihak sekutu ke
Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara sekutu dari Jepang
dan melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat
Indonesia. Namun setelah tahu kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA
(Netherlands Indies Civil Administration) dengan tujuan Belanda ingin menguasai
kembali wilayah Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di
Indonesia. Pada masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk
Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara Indonesia Timur), Negara Pasundan,
Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Jawa
Timur.
Perjuangan
Bersenjata dalam Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
1.
Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada
peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah
perang antara pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang
mengakibatkan banyaknya korban.
2.
Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan
sekutu (Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa
bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya
Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan
akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3.
Bandung Lautan Api
Peristiwa
ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung
untuk mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu
juga meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari
pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya
tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari
pusat untuk mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota
Bandung dengan terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4.
Peristiwa Medan Area
Peristiwa
ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal
9 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan
Westerling (Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan
bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi
ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia dengan Belanda.
5.
Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi
pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam
pasukan KNIL bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa
dari tangan sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera
Merah Putih.
6.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran
ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu)
melawan pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman.
Dalam
pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris.
Untuk mengenangnya didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
7.
Pertempuran Puputan Margarana di Bali
Puputan
artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946
antara pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai
dan seluruh pasukannya gugur.
8.
Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan
Pertempuran
ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan
Luwu. Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9.
Agresi Militer Belanda I
Terjadi
tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati
dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan
di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
10.
Agresi Militer Belanda II
Terjadi
pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar
Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram
kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk
segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
Beberapa
Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).
1. Perundingan
Soekarno – Van Mook
Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam perundingan ini
tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai langkah awal merintis jalan
perundingan selanjutnya.
2. Pertemuan
Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap
berpegang teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942.
3. Perundingan
Hooge Veluwe
Perundingan
ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda.
Perundingan ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan Indonesia–
Belanda semakin memburuk.
4. Perundingan
Linggarjati
Perundingan
ini menghasilkan :
1.
Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
2.
Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia
Serikat (NIS) tanggal 1 Januari 1949
3. RI dan
Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
5. Perundingan
Renville
Hasil dari perundingan ini :
1. Akan
dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
2.
Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan.
3. Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
4. RI merupakan bagian dari RIS
5.
Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil
direbutnya.
6. RI
harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer
Belanda Pertama.
6. Perundingan
Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
1.
Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua
aktivitas gerilya
2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
3. Pemerintah RI akan menghadiri KMB
4.
Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan tawanan perang
7. Perundingan
Inter Indonesia
Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO
(Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam menghadapi
KMB di Den Haag.
8. Perundingan
KMB (Konferensi Meja Bundar)
Hasil KMB adalah :
1.
Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah
Irian Barat yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2.
Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala
Negara.
3. Hutang
Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah
pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa
Indonesia.
Sepatutnyalah kita sebagai
penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan
tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar