DOWNLOAD DOCUMENT FULL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI & BENTUK BENTUK KOUNIKASI
HAND
OUT KOMUNIKASI ( FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI & BENTUK BENTUK KOUNIKASI)
I. PENDAHULUAN
Manusia pada hakekatnya
adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari
kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral
kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan
sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan hidup.
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang
diharapkan.Proses komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan
seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi
bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia
remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu
belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan
merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi
seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh
pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi
antara ahli bangunan dengan orang awam.
c. Nilai
1. Nilai adalah standar yang mempengaruhi
perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan
perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat
membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
2. Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan
sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa,
sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat
menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
d. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat
dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara
bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain
ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut,
remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya
berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan
dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena
cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi
remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang
memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar
budaya yang berbeda.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif
terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat
mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji
emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang
ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi
bawah sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya
komunikasi yang berbeda. Tanned ( 1990 ) menyebutkan bahwa
wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga
tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin
berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi
komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons
pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih
tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat
berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada
klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran
dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan
dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda,
tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi
komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat,
akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya,
berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu
menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik.
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat
seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan
pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak
tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa
terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat
pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu
mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri
terungkap dalam komunikasi.
l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap
komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran
dalam berkomunikasi.
III. JENIS DAN BENTUK KOMUNIKASI
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk
menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau
kelompok
A. Jenis komunikasi
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa
;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang
tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan
lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik,
tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti
pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan
(1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis
dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan
dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif
bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu
diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia
untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau
memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa
kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi
verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk
berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau
tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui
kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk
mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal
mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa
pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang
berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas
panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan
pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas
pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi
seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai
upaya untuk menghilangkan stress
IV. BENTUK KOMUNIKASI
' u2:shapes="Straight_x0020_Connector_x0020_10"
v:shapes="_x0000_i1026">
|
1. Bentuk Komunikasi berdasarkan cara
a. Komunikasi langsung
· Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
· Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang
berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada
seseorang dihadapan kita.
A--------à ß-----------B
b. Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme
untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun
untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku,
dll
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Komunikasi massa, yaitu
komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar,
umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
· Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit
dan tidak bertele-tele
· Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
· Bentuk gambar yang baik
· Membentuk kelompok khusus, misalnya
kelompok pendengar (radio)
b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya
sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan
komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung
puskesmas
c. Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga
melalui telepon.
Perawat----- ® ¬ ------Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
a. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada
sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A
------------------® B
b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan
sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau
perorangan merupakan komunikasi timbal balik
4. Komunikasi Interpersonal,
Intrapersonal, Massa, dan Kelompok
4.1 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph
A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk
mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan
media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual
(Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui
internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini
karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Komunikasi
interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek
sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini:
informasi/pesan) (McDavid & Harari).
Menurut
sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara
dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan
dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara.
Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang
wawancara lebih serius.
b) Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi
antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator
dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis
sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling
ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena
dilakukan secara tatap muka.
Ciri-ciri
Komunikasi Interpersonal :
1. Berada dalam jarak yang dekat.
2. Mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
3. Informal
4. Tanpa terencana
5. Efek yang ditimbulkan bisa (kognisi à penambahan wawasan, pengetahuan, Afektif à sikap, psikomotorik à perubahan perilaku / perilaku baru), karena
dalam bentuk face to face atau langsung.
3
perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
a) Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah
perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta
revisi secara kognisi.
b) Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah
perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu
keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
c) Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah
perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
Kompetensi
dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar
berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam
melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana
perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi
dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan
dengan orang lain.
Fungsi
Komunikasi interpersonal sebagai berikut: Untuk mendapatkan respon/ umpan
balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi.
Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan
orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?. Untuk
melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya,
setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang
nyaman diajak berbincang. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial,
yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.
Maha
bijaksana Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang
melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner,
2002).
1. Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus
(pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada proses
sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan
telinga.
2. Persepsi, yaitu proses memberikan makna
terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan
unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi,
nyaman tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut?
3. Memori, yaitu proses penyimpanan informasi
dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi
komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik
sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai
recalling.
4. Berpikir, yaitu proses mengolah dan
memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah.
Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif.
Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada
antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita
merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk
antisipasi agar komunikasi di kemudian hari menjadi lancar.
Seringkali
komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan
bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
1. Komunikator; Hambatan biologis, misalnya
komunikator gagap. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan
bicaranya yang laki-laki.
2. Media;
a. Hambatan teknis, misalnya masalah pada
teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
b. Hambatan geografis, misalnya blank spot
pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
c. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan
bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari”
versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan
versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
d. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya
yang mempengaruhi proses komunikasi.
3. Komunikate;
a. Hambatan biologis, misalnya komunikate
yang tuli.
b. Hambatan psikologis, misalnya komunikate
yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
c. Hambatan gender, misalnya seorang
perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang
lelaki
4.2 Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal
communication
Merupakan
proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan
sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog
sendiri dan dijawab sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena
seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat
dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada
jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa dilakukan
dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri
Komunikasi
intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiranyang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan
kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh
komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi,
maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena
pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak
persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan
ataupun obyek.
Aktivitas
dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami
diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan
meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak
bebas, dan berimajinasi secara kreatif.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan
dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir
dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan
peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini. Kesadaran
pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas
spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah
konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri
kita yang berbeda beda (multiple selves).
Namun,
pada tahun 1992, sebuah bab dalam Komunikasi Yearbook # 15, berpendapat bahwa
“komunikasi intrapersonal” adalah sebuah konsep yang cacat. Bab ini pertama
diperinci berbagai definisi. Komunikasi intrapersonal, tampak, muncul
dari serangkaian kejanggalan logis dan linguistik. Pengertian tentang
‘communicaton intrapersonal’ itu sendiri adalah ambigu: banyak definisi tampak
melingkar karena mereka meminjam, menerapkan dan dengan demikian mendistorsi
fitur konseptual (misalnya, pengirim, penerima, pesan, dialog) ditarik dari
komunikasi antar-orang normal, tidak diketahui entitas atau orang -bagian yang
diduga melakukan ‘intrapersonal’ tukar, dalam banyak kasus, sebuah bahasa yang
sangat pribadi yang mengemukakan, setelah analisis, ternyata benar-benar dapat
diakses dan akhirnya tidak dapat dipertahankan. Secara umum, komunikasi
intrapersonal tampaknya timbul dari kecenderungan untuk menafsirkan proses
mental batin yang mendahului dan menyertai perilaku komunikatif kita
seolah-olah mereka juga jenis lain proses komunikasi. Titik keseluruhan adalah
bahwa rekonstruksi proses mental batin kita dalam bahasa dan idiom percakapan
sehari-hari masyarakat sangat dipertanyakan, lemah di terbaik.
A. Teori-Teori Komunikasi Intrapersonal
1. Psikologi Sosial
Psikologi social adalah suatu studi ilmiah
tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan denagn
situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial berasal dari beberapa
pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial
berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar
manusia. Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa
yaitu jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya.
Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu
sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja
tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktif dan program gelar
dalam psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari
psikologi social bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini
mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan.
Potensi-potensi itu antara lain :
a. Kemampuan menggunakan bahasa
b. Adanya sikap etik
c. Hidup dalam 3 dimensi
2. Teori Pengolahan Informasi (Information
Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi
mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk
short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam
long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan komputer. Terdapat dua
macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan
memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai
seperempat detik. Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded)
dan masuk pada STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit
informasi. Jumlah bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk
meningkatkan kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk
mengelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk. Bila informasi dapat
dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang umumnya disebut
sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak semenit
sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan
chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.
3. Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau
memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus
menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan
mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.
4.3 Komunikasi Massa
Komunikasi
massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar,
siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan
sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media
melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
Komunikasi
Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik
cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi).
A. Ciri-ciri komunikasi massa :
· Menggunakan media masa dengan organisasi
(lembaga media) yang jelas.
· Komunikator memiliki keahlian tertentu.
· Pesan searah dan umum, serta melalui
proses produksi dan terencana.
· Khalayak yang dituju heterogen dan anonym.
· Kegiatan media masa teratur dan
berkesinambungan.
· Ada pengaruh yang dikehendaki.
· Dalam konteks sosial terjadi saling
mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
· Hubungan antara komunikator (biasanya
media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.
B. Komponen - Komponen Komunikasi Massa
Menurut
M. Rogers dalam kegiatan komunikasi ada empat komponen yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Sumber (source), adalah
pihak yang membutuhkan komunikasi baik itu individu, kelompok, organisasi,
perusahaan dan lain-lain.
2. Pesan (message), pesan
merupakan sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Adapun
bentuk pesan bisa berupa seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran atau Media (channel), merupakan
alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.
Alat itu yang digunaakan itu bisa berupa media cetak maupun media elektronik.
4. Penerima (reciever), adalah
orang yang menerima pesan (komunikan) dari komunikator. Komunikan akan
menerjemahkan dan menafsirkan pesan yang diterimanya. Sehingga pesan yang
diterima itu menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami dan diaplikasikan dalam
aktivitasnya.
Selain
ke empat komponen tadi, menurut Harol Laswell ada komponen ke lima yaitu Efek (Effect),
yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Komponen-komponen
di atas merupakan suatu syarat yang harus ada dalam setiap komunikasi, baik
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, maupun komunikasi massa. Telah
kita ketahui bersama bahwa komunikaski massa bersifat satu arah. Artinya
komunikasi massa berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada
komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat
satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut
menentukan lancarnya proses komunikasi tersebut. Komponen dalam komunikasi
massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi massa lainnya. Proses
komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai
karakteristik tertentu.
a. Komunikator
Jeremy
Tunshall mendifisikan komunikator sebagai petugas nonadministratif(non
clerical) di dalam organisasi komunikasi, orang-orang yang bekerja dan
memilih, menyusun dan merencanakan program-program, cerita-cerita dan
pesan-pesan lainnya untuk akhirnya disebarkan kepada khalayak. Dengan demikian
komunikator meliputi para jurnalis, para petugas perusahaan periklanan,
produser periklanan, produser siaran radio dan televisi, serta para
penyunting. Melihat uraian tadi, maka dapat dikatakan bahwa komunikator
dalam komunikasi massa pada umumnya adalah suatu organisasi yang kompleks
yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya yang sangat besar.
b. Pesan
Pesan
komunikasi massa bersifat umum, artinya harus diketahui oleh setiap orang. Di
dalam pesan ada dimensi seni yang harus senantiasa kita perhatikan. Tanpa
dimensi seni menata pesan tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio
siaran, telivisi dan film dapat memikat perhatian khalayak. Sehingga pada
akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan prilaku komunikan.
c. Media
Media
yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki
ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan
serentak (instanstaneous). Para sarjana sepakat bahwa
jenis-jenis media massa adalah pers, radio siaran, televisi, dan film.
d. Khalayak
Khalayak
yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah khalayak. Karena
banyaknya jumlah khalayak serta sfatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat
penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.
e. Filter dan Regulator Komunkasi Massa
Pesan
yang diteriama oleh khalayak itu berbeda-beda. Sehingga pesan tersebut
oleh khalayak harus mempunyai saringan (filter). Filter utama
yang dimiliki oleh khalayak adalah indra yang dipengaruhi oleh tiga kondisi:
1. Budaya, pesan yang disampaikan oleh
komunikator melalui media massa akan diberi arti yang berbeda-beda sesuai
dengan latar belakang budaya khalayak.
2. Psikologikal, pesan yang disampaikan media
akan diberi arti sesuai denganframe of reference dan field
of experience (ruang lingkup pandangan dan ruang lingkup pengalaman)
khalayak.
3. Fisikal, kondisi fisik seseorang baik
internal maupun eksternal akan mempengaruhi khalayak dalam mempersepsi pesan
media massa. Kondisi fisik internal seseorang dimaksudkan sebagai keadaan
kesehatan seseorang, sedangkan kondisi fisik eksternal yaitu keadaan
lingkuangan di sekitar komunikan ketika menerima pesan dari media massa.
Regulator
adalah lembaga atau individu yang mewakili lembaga yang berwenang yang memberi
perhatian atau tekanan yang berlebih terhadap poin-poin/kasus-kasus
tertentu serta mengurangi perhatian pada hal-hal lainnya. Di Uni Soviet
terdapat lima regulator, yaitu pemerintah, sumber berita, pemasangan iklan(advertiser), profesi/iklan
profesi kewartawanan dan konsumen yang mempunyai kode etik tertentu.
f. Penjaga Gawang (Gatekeeper)
Gatekeeper dapat berupa seseorang atau suatu kelompok yang
dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari sumber ke penerima. Fungsi utama gatekeeper adalah
menyaring pesan yang diterima seseorang. Ketika menyampaikan pesan tersebut,gatekeeper mungkin
memodifikasi dengan berbagai cara dan berbagai alasan,gatekeeper membatasi
pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah, penerbit dapat
disebut sebagai gatekeeper. Mereka melewatkan sebgai
informasi dan menahan yang lainnya. Seorang gatekeeper dapat
memilih, mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima utama.
4.4 Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group
communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok
orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam
kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group
communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi
kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis
dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari
jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi. Adapun
karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah
1) Komunikasi kelompok kecil
Adalah
kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya berlangsung
secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal ). Dalam kelompok
kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya kuliah,
ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan
komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2) Komunukasi kelompok besar
Komunikasi
kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan (
hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya komunikan bersifat
heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama
dll.
Perbedaan Komunikasi Intrapersonal,
Interpersonal, Dan Komunikasi Bermedia
' u2:shapes="Straight_x0020_Connector_x0020_4"
v:shapes="_x0000_i1027">
Ada perbedaan mendasar dari kata yang
mengawali kata personal yaitu intra dan inter. Mari kita sama-sama telaah
perbedaannya. Terlebih dahulu kita definisikan kata personal. Personal biasa
kita fahami sebagai pengertian lain dari kata individu, pribadi atau diri
sendiri. Intra menurut bahasa artinya di dalam. Singkat
kata komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri
seseorang dengan dirinya pribadi. Hal ini dimaksudkan seseorang untuk mengenal
kepribadian dirinya secara mendalam dan juga berfungsi untuk meningkatkan
kesadaran dalam dirinya. Ketika seseorang melakukan komunikasi intrapersonal,
pada saat itu dia sedang terlibat aktif dalam memproses balik (feedback)
informasi-informasi yang ada dirinya. Contoh dari komunikasi intrapersonal
adalah berimajinasi, berkhayal, berdoa dan bersyukur.
Sedangkan inter menurut
bahasa memiliki arti di luar. Jadi dapat dijelaskan komunikasi intrapersonal
adalah komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan luar dirinya. Dengan
kata lain, komunikasi yang terjadi antara satu orang dengan orang yang lain.
Jadi untuk mendapatkan feedback, harus ada pihak lain (orang lain)
yang terlibat aktif dalam komunikasi ini. Contoh dari komunikasi
interpersonal adalah wawancara, pidato, mengorol dan mengajar.
Adapun komunikasi bermedia adalah
komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui media sebagai sarananya.
Komunikasi secara interpersonal bermedia ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan layanan internet seperti email, facebook, chat-room dan bahkan
dengan telepon seluler, apalagi saat ini dikenal adanya telepon pintar
(smartphone). Ada beberapa perbedaan antara komunikasi intrapersonal, dan
interpersonal dengan komunikasi bermedia. Salah satunya yaitu jika seseorang
berkomunikasi secara tatap muka (intrapersonal), ia akan langsung menerima feedback dari
komunikannya saat proses interaksi berlangsung. Sedangkan, dalam berkomunikasi
melalui media, seorang komunikator tidak dapat menerima feedback dengan
segera karena proses pengiriman pesan keduanya berbeda. Dari segi kefektifannya,
komunikasi tatap muka lebih efektif daripada komunikasi bermedia. Hal itu
karena dalam berkomunikasi secara tatap muka isi atau kedalaman sebuah pesan
dapat tersampaikan dengan jelas dan juga dipertegas dengan komunikasi non
verbal dari komunikator yang dapat dilihat langsung. Komunikasi bermedia
mungkin lebih efisien daripada komunikasi tatap muka, karena adanya faktor
kecepatan dan keluasan informasi. Sedangkan perbedaan komunikasi bermedia
dengan komunikasi intrapersonal adalah, jika komunikasi bermedia itu dilakukan
dengan orang lain secara tidak tatap muka, sedangkan komunikasi intrapersonal
hanya dilakukan dengan dirinya sendiri saja.